Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

PET

  • Jumat, 26 November 2010
  • one_physics
  • Positron Emission Tomography yang dapat disebut sebagai PET Imaging atau Pet Scan adalah salah satu jenis pencitraan ilmu kedokteran nuklir (nuclear medicine). Ilmu ini adalah cabang dari pencitraan medis yang menggunakan material radioaktif untuk mendiagnosa variasi penyakit. Beberapa penyakit yang sering diperiksa dengan metode ini adalah jenis-jenis kanker, penyakit jantung dan penyakit dalam yang menyebabkan tubuh abnormal.

    Prosedur pencitraan radionuklida termasuk non-invasif dan dengan pengecualian dari penyuntikan ke dalam pembuluh darah, teknik ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dalam tes medis sehingga dapat membantu diagnosa kondisi medis pasien. Pencitraan ini menggunakan material radioaktif yang biasa disebut radiopharmaceuticals atau radiotracers. Radiotracers ini disuntikan ke dalam pembuluh darah dan masuk sebagai gas. Selanjutnya, terakumulasi dalam organ atau area dari tubuh kita yang akan diperiksa. Keadaan ini memberikan energi dalam pembentukan sinar gamma. Energi ini akan dideteksi oleh devais kamera gamma, PET Scanner dan/atau probe. Semua devais ini bekerja sama dengan komputer untuk menghitung radiotracers yang diserap oleh tubuh kita dan menghasilkan sebuah gambar yang detail tentang fungsi dari organ dan jaringannya.

    PET Scan dapat mengukur fungsi vital dari tubuh seperti aliran darah, penggunaan oksigen, dan metabolisme tubuh. Karena itu, hal ini dapat membantu dokter untuk mendapatkan informasi seberapa baiknya fungsi organ dan jaringan dalam tubuh kita. Adapun untuk pencitraannya yang dinamakan pencitraan CT. Pencitraan ini, menggunakan sinar X dan material yang kontras, untuk menghasilkan gambar dalam tubuh kita. Gambar yang dihasilkan ini dapat diinterpretasikan oleh radiologist dalam monitor komputer sebagai gambar cetakan. Pencitraan CT memberikan informasi anatomi tubuh yang sempurna. Karena kedua fungsi itu, pada sekarang ini CT dan PET digabungkan untuk mendapatkan informasi tentang tubuh bagian dalam yang lebih presisi.
    PET-CT scan pada umumnya digunakan untuk :
    - Mendeteksi kanker
    - Memperkirakan dan menentukan penyebaran kanker pada tubuh.
    - Menaksir seberapa efektifnya pengobatan yang akan dilakukan.
    - Memeriksa apakah sel kanker kembali tumbuh atau tidak setelah melakukan pengobatan.
    - Menentukan aliran darah mengalir ke otot jantung.
    - Menentukan efek dari serangan jantung pada tubuh.
    - Mengevaluasi adanya ketidaknormalan pada otak.
    - Untuk memetakan otak dan fungsi jantung manusia.
    -
    1.2 Teori Dasar

    Metode PET ini memiliki beberapa keuntungan yang menghindari beberapa hal yang tidak di inginkan. Koreksi atenuasi mudah untuk di lakukan, isotop positron emisi dari karbon , nitrogen , oksigen dan fluorine terjadi secara alami dalam beberapa hal di bidang biologi dan dan dapat dilakukan secara siap dalam keberlanjutan sebuah varietas yang luas dari kebermanfaatan parmasetical radio. Injeksi secara elektronik telah di lakukan . Tidak ada injeksi yang di perlukan , yang memberikan sensitive yang tinggi secara relative. Permasalahan yang utama PET adalah biaya. Umur paruh yang pendek bagi kebanyakan isotop positron emisi yang memerlukan sebuah siklotron dan scanner nya lebih mahal dari pada camera poton tunggal. Di lain pihak PET secara luas di gunakan dalam penelitian pembelajaran dan penemuan pertumbuhan klinis. Secara primer, untuk diagnosa dan pendeteksian kangker. Sebuah penelitian PET memulai dengan injeksi atau inhalasi dari parmacetikal radio. Scan di mulai setelah keterlambatan range dari menit kedua untuk mengizinkan melewati organ yang aneh ( terdapat sel kngker). Ketika radio isotop meluruh , kemudian isotop ini akan mengemisikan positron yang akan menempuh jarak yang pendek. Sebelum annihilasi dengan sebuah electron.

    Annihilasi menghasilkan dua energi tinggi yakni 511 keV masing – masing poton yang akan merambat dalam jarak dekat secara berlawanan arah. Jika kedua poton terdeteksi dengan timing window yang pendek yakni 10 ns (koinsiden Timing window) sebuah peristiwa yang di rekam sepanjang garis dengan dua detector ( kadang – kadang mengacu terhadap garis respon) . penjumlahan berbagai macam kejadian menghasilkan dalam kuantitas yang mengaproksimasi integral garis yang melalui distribusi radio isotop. Keabsahan aproksimasi ini bergantung tentunya pada jumlah nomor bilangan yang terkumpul. Bagi dua dimensi pencitraan , bentuk garis integral nya dari sebuah diksrit aproksimasi transformasi Radon dari cross section konsentrasi radio isotop dan dapat di inverse ke bentuk sebuah gambar distribusi radio isotop. Jika mereka cocok di kalibrasi, maka citra PET secara kuantitatif memperkirakan konsentrasi dari radioparmaceutikal pada lokasi yang tepat dalam tubuh. Gerakan parmaceutikal dapat di modelkan sebagai sistem dinamik yang linear dengan konsentrasi arterial dari radio isotop dalam darah sebagai input dan penukuran PET sebagai outputnya.

    Variabel yang tetap merupakan konsentrasi dalam perbedaan perbandingan dari perlakuan nya. Sebagai contoh dari perbandingan pada darah , ruang antar sel dan dalam nya sel. Perbandingan ini tidak berkorelasi dengan ruangan secara fisik dan dapat mepresentasikan nya , Sebagai contoh keadaan terikat dan tidak terikat dari radiparmaceutikal . perubahan rating antara perbandingan adalah beberapa parameter model. Kebutuhan sebuah deretan dari gambar secara berurutan setelah injeksi radio isotop tersebut merupakan sebuah penjumlahan waktu secara kuantitas dari tracer dalam setiap perbandingan dari model output .

    0 komentar:

    Posting Komentar

    one_physics (c) Copyright 2010. Blogger template by Blogger
    Sponsored one_physics by - IcHensThea -.